Waspadai Dinamika Penularan Demam Berdarah dan Chikungunya

4 min read

Dalam beberapa dekade terakhir, Kami telah melihat peningkatan penularan demam berdarah yang mengkhawatirkan yang ditularkan oleh nyamuk seiring dengan penyebaran vektor nyamuk secara global.

Di antara banyaknya penyakit, demam berdarah dan chikungunya adalah yang paling terkenal karena kecenderungannya untuk menyebar dengan cepat dan terputus-putus di lingkungan endemik, terutama di negara tropis.

Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vektor utama virus demam berdarah dan chikungunya. Berikut ini Kami akan mengulas dinamika persebarannya.

Penularan Demam Berdarah Meningkat Saat Perubahan Iklim

Meskipun tidak dapat disangkal bahwa perubahan iklim menyebabkan pemanasan bumi dan menaikkan permukaan air laut, hal ini bukanlah satu-satunya dampak negatifnya.

Selain mendorong penyebaran nyamuk melampaui tempat perkembangbiakannya, peningkatan suhu dan banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya juga telah membawa penyakit demam berdarah dan malaria ke berbagai tempat.

Dengan pengecualian yang jarang terjadi seperti transfusi darah, penyakit ini biasanya tidak menular secara langsung dari orang ke orang. Namun vektor penularan demam berdarah yang khas adalah nyamuk.

Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk itu sendiri yang terinfeksi. Virus ini berkembangbiak pada nyamuk yang terinfeksi, yang kemudian dapat menyebarkan infeksi tersebut ke manusia lain melalui menghisap darah.

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan dua spesies yang menyebarkan penyakit ini. Vektor utama yakni Ae. aegypti, juga disebut sebagai nyamuk demam kuning, juga merupakan pembawa penyakit chikungunya.

Sementara nyamuk macan Asia atau Ae. albopictus, juga mampu menyebarkan virus dengue. Sebagian besar merupakan spesies yang menyukai vegetasi lebat sehingga jenis ini tidak jarang juga sering menggigit hewan peliharaan.

Penularan Demam Berdarah Akibat Pengaruh Mobilitas Manusia

Penularan demam berdarah mengalami lonjakan akibat perubahan iklim sekaligus mobilitas manusia itu sendiri, dan bervariasi secara musiman di banyak tempat.

Tidak bisa jika hanya mempertimbangkan dampak perubahan iklim dan variabilitasnya saja, karena faktor-faktor lain seperti urbanisasi, penggunaan lahan, dan perpindahan manusia mempengaruhi kemunculan dan penyebaran penyakit menular.

Misalnya, salah satu penyebab utama penularan demam berdarah dan chikungunya diperkirakan adalah peningkatan luar biasa dalam mobilitas manusia baik di tingkat lokal maupun global.

Anda mungkin terkejut mengetahui bahwa urbanisasi dan penggundulan hutan dapat meningkatkan bahaya demam berdarah, karena membawa populasi vektor ke lokasi yang sebelumnya lebih terpencil dari pemukiman.

Produktivitas pertanian yang buruk juga dapat mengakibatkan kekurangan gizi, yang mengganggu ketahanan terhadap penyakit menular seperti demam berdarah dan menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Penyebab penyakit dengan nama lain arbovirus ini memiliki interaksi yang rumit dan dinamis dengan faktor non-iklim.

Di wilayah perkotaan yang padat penduduk dan saling terhubung, faktor sosio-ekonomi termasuk pengelolaan sampah yang tidak memadai, terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi cenderung meningkatkan kasus demam berdarah.

Karena kompleksitasnya, dampak cuaca dan iklim terhadap risiko penularan akan berbeda secara signifikan tergantung pada penyakit dan wilayah dalam menanggapi penyebab non-iklim.

Tanpa diduga, orang yang mengumpulkan dan menyimpan air dalam wadah yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk dapat meningkatkan populasi nyamuk selama musim kemarau serta penularan demam berdarah itu sendiri.

Diagnosis dan Pengobatan Demam Berdarah

Gejala yang ditimbulkan sering kali muncul 4–2 minggu setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang dan bertahan selama 2–7 hari. Ketika seseorang menderita DBD, waktu setelah demam mulai turun sering kali merupakan waktu yang kritis.

Pendarahan hebat, masalah gastrointestinal seperti muntah, mual, atau sakit perut yang menyiksa, dan masalah pernapasan seperti kesulitan bernapas dilaporkan terjadi. Karena potensi kematian, gejala ini memerlukan intervensi medis darurat.

Silakan hubungi dokter segera jika Anda yakin sedang mengalami gejala demam berdarah. Selain itu Anda juga dapat turut mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi ketidaknyamanan yang ditimbulkannya dengan beberapa cara berbeda.

Beberapa perawatan alami yang dapat meningkatkan kekebalan dan jumlah trombosit secara efisien yakni dengan jus jambu biji dan jus daun pepaya.

Kemudian untuk meminimalisir penularan demam berdarah, pastikan semua anggota keluarga termasuk Anda sendiri, mengenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan kaus kaki kapan pun saat pergi keluar.

Batasi waktu Anda di luar ruangan, terutama pada jam-jam aktif nyamuk yaitu saat fajar dan gelap. Jaga agar area bebas dari tempat perkembangbiakan nyamuk.

Satu pelajaran penting yang dapat diambil adalah perlunya bertanggung jawab. Ya, Anda harus melakukan bagian Anda untuk menjaga keluarga tetap aman karena Anda tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau medis.

Untuk mengendalikan demam berdarah dan chikungunya, Anda harus melakukan praktik pencegahan yang mendasar, seperti memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda.

Kekebalan yang kuat sangat penting, seperti yang ditunjukkan oleh virus mematikan seperti corona. Kekebalan yang kuat mencegah Anda dari sakit parah atau tertular infeksi dari virus yang kuat.

Oleh karena itu, meningkatkan kekebalan tubuh dengan pola makan seimbang, sering berolahraga, dan perubahan gaya hidup adalah perlindungan terkuat terhadap penularan demam berdarah.

You May Also Like

More From Author